Kreatifitas bisa datang di mana saja dan kapan saja. Seperti halnya
kreatifitas yang diciptakan oleh tiga mahasiswa periklanan dari Ad
School Miami yaitu Max Pilwat, Keri Tan dan Ferdi Rodriguez.
Seperti yang dilansir dari Dezeen.com, Rabu (16/4/2014), mereka bertiga berhasil membuat sebuah perpustakaan modern yang bisa membantu para pengguna kereta bawah tanah New York untuk membaca selama di perjalanan.
Perpustakaan kereta api bawah tanah ini bisa menjadi salah satu cara untuk mendorong masyarakat agar mau mengunjungi berbagai perpustakaan umum yang ada di New York.
Perpustakaan unik ini menyatu dengan gerbong tiap kereta api dan dilengkapi dengan layar LCD yang menampilkan rak buku dan buku-bukunya. Asiknya, para penumpang kereta dapat menerima file buku sesuai keinginannya secara gratis melalui gadget yang mereka miliki.
Keri Tan dan Max Pilwat selaku Art director sedangkan Ferdi Rodriguez sebagai copywriter membuat rak buku virtual ini jadi sangat efektif dan efisien bagi para penumpang. Mereka dapat mengaksesnya hanya dengan mendekatkan telepon mereka ke poster yang ada.
Selanjutnya, penumpang dapat mengunduh sepuluh halaman pertama dari buku-buku populer yang mereka pilih. Setelah para penumpang membaca sepuluh halaman tersebut, mereka akan diberitahu lokasi perpustakaan terdekat yang bisa mereka kunjungi untuk bisa meminjam atau membaca halaman berikutnya.
Lebih lanjut, karena tidak ada WiFi di kereta bawah tanah, maka mereka menggunakan teknologi Near-Field Communication (NFC) yang ditemukan di banyak smartphone terbaru.
Lain lagi di Jerman, kemajuan Islam di Eropa secara bertahap terus mengalami peningkatan. Dengan bertambahnya jumlah penduduk muslim di Jerman, pembangunan masjid di Jerman juga ikut bertambah. Salah satu masjid yang terkenal sangat megah yaitu berada di daerah Cologne, Jerman.
Tidak hanya karena megah dan unik saja, Masjid ini juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas termasuk fasilitas Perpustakaan. Perpustakaan dinilai dapat membantu umat muslim di Jerman untuk belajar lebih banyak tentang Islam tapi juga bisa belajar berbagai ilmu pengetahuan yang tersedia di Perpustakaan Masjid di Jerman ini.
Salah satu keunikan yang bisa mudah terlihat dari bentuk bangunan masjid ini yaitu terletak pada bentuk bangunanya. Jika biasanya Masjid memiliki kubah yang bentuknya setengah lingkaran dengan lambang bulan sabit dan bintang di atasnya. Tapi tidak dengan mesjid yang ada di Jerman yang memiliki bentuk yang unuk dengan arsitektur yang cantik.
Dikutip dari szaktudas.com (10/7/2014), Masjid yang besar dan penuh dengan jiwa seni yang ada di Cologne, Jerman itu bernama Cologne Central Mosque, yang dikelolah oleh komunitas Muslim Jerman-Turki, Diyanet Isleri Turk Islam Birligi (DITIB).
Masjid Cologne ini tidak terlalu terlihat mencolok, tidak seperti masjid pada umumnya yang memiliki kubah khas, kubah menjid ini tidak terlalu besar dan cendrung cembung datar. Berdiri dua buah buah menara setinggi 55 meter tepat disamping bangunan yang ditulis situs resmi pariwisata Cologne.
Mesjid yang dirangcang dengan arsitektur Ottoman dengan gaya Turki ini tidak hanya memiliki ruang salat. Mesjid ini memiliki ruangan lainnya seperti ruang berkumpul komunitas, kantor masjid, perpustakaan, dan ruang untuk seminar.
Rencananya akan dibuat sebuah area bazaar di bagian lantai bawah atau basement masjid, yang bisa didatangi oleh setiap orang yang ingin berbelanja. Pengunjung bisa langsung masuk ke lantai dasar masjid dari lantai basement. Dilantai inilah pengunjung bisa ruang seminar atau mengajar.
Ketika naik satu lantai lagi, barulah para pengunjung akan menemukan ruang salat yang bisa menampung 2.000-4.000 jamaah. Tidak ada yang meyangka jika jerman bisa mempunyai masjid sekeren ini. Karena posisi masjid yang berada di samping jalan raya, tepatnya berada di Venloer Strasse 160, Cologne, Jerman anda bisa dengan udah menemukannya. Jadi jika sedang ada disana cobalah untuk mampir melihat kemegahannya.
Masjid Cologne Central dilihat dari samping atas |
Seperti yang dilansir dari Dezeen.com, Rabu (16/4/2014), mereka bertiga berhasil membuat sebuah perpustakaan modern yang bisa membantu para pengguna kereta bawah tanah New York untuk membaca selama di perjalanan.
Perpustakaan kereta api bawah tanah ini bisa menjadi salah satu cara untuk mendorong masyarakat agar mau mengunjungi berbagai perpustakaan umum yang ada di New York.
Perpustakaan unik ini menyatu dengan gerbong tiap kereta api dan dilengkapi dengan layar LCD yang menampilkan rak buku dan buku-bukunya. Asiknya, para penumpang kereta dapat menerima file buku sesuai keinginannya secara gratis melalui gadget yang mereka miliki.
Keri Tan dan Max Pilwat selaku Art director sedangkan Ferdi Rodriguez sebagai copywriter membuat rak buku virtual ini jadi sangat efektif dan efisien bagi para penumpang. Mereka dapat mengaksesnya hanya dengan mendekatkan telepon mereka ke poster yang ada.
Selanjutnya, penumpang dapat mengunduh sepuluh halaman pertama dari buku-buku populer yang mereka pilih. Setelah para penumpang membaca sepuluh halaman tersebut, mereka akan diberitahu lokasi perpustakaan terdekat yang bisa mereka kunjungi untuk bisa meminjam atau membaca halaman berikutnya.
Lebih lanjut, karena tidak ada WiFi di kereta bawah tanah, maka mereka menggunakan teknologi Near-Field Communication (NFC) yang ditemukan di banyak smartphone terbaru.
Lain lagi di Jerman, kemajuan Islam di Eropa secara bertahap terus mengalami peningkatan. Dengan bertambahnya jumlah penduduk muslim di Jerman, pembangunan masjid di Jerman juga ikut bertambah. Salah satu masjid yang terkenal sangat megah yaitu berada di daerah Cologne, Jerman.
Tidak hanya karena megah dan unik saja, Masjid ini juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas termasuk fasilitas Perpustakaan. Perpustakaan dinilai dapat membantu umat muslim di Jerman untuk belajar lebih banyak tentang Islam tapi juga bisa belajar berbagai ilmu pengetahuan yang tersedia di Perpustakaan Masjid di Jerman ini.
Salah satu keunikan yang bisa mudah terlihat dari bentuk bangunan masjid ini yaitu terletak pada bentuk bangunanya. Jika biasanya Masjid memiliki kubah yang bentuknya setengah lingkaran dengan lambang bulan sabit dan bintang di atasnya. Tapi tidak dengan mesjid yang ada di Jerman yang memiliki bentuk yang unuk dengan arsitektur yang cantik.
Dikutip dari szaktudas.com (10/7/2014), Masjid yang besar dan penuh dengan jiwa seni yang ada di Cologne, Jerman itu bernama Cologne Central Mosque, yang dikelolah oleh komunitas Muslim Jerman-Turki, Diyanet Isleri Turk Islam Birligi (DITIB).
Masjid Cologne ini tidak terlalu terlihat mencolok, tidak seperti masjid pada umumnya yang memiliki kubah khas, kubah menjid ini tidak terlalu besar dan cendrung cembung datar. Berdiri dua buah buah menara setinggi 55 meter tepat disamping bangunan yang ditulis situs resmi pariwisata Cologne.
Mesjid yang dirangcang dengan arsitektur Ottoman dengan gaya Turki ini tidak hanya memiliki ruang salat. Mesjid ini memiliki ruangan lainnya seperti ruang berkumpul komunitas, kantor masjid, perpustakaan, dan ruang untuk seminar.
Rencananya akan dibuat sebuah area bazaar di bagian lantai bawah atau basement masjid, yang bisa didatangi oleh setiap orang yang ingin berbelanja. Pengunjung bisa langsung masuk ke lantai dasar masjid dari lantai basement. Dilantai inilah pengunjung bisa ruang seminar atau mengajar.
Ketika naik satu lantai lagi, barulah para pengunjung akan menemukan ruang salat yang bisa menampung 2.000-4.000 jamaah. Tidak ada yang meyangka jika jerman bisa mempunyai masjid sekeren ini. Karena posisi masjid yang berada di samping jalan raya, tepatnya berada di Venloer Strasse 160, Cologne, Jerman anda bisa dengan udah menemukannya. Jadi jika sedang ada disana cobalah untuk mampir melihat kemegahannya.
Masjid Cologne Central dilihat dari samping atas |
Perpustakaan Elektronik
Reviewed by Husni Mubarok
on
11.26
Rating:
Tidak ada komentar:
Terima kasih telah Membaca Blog saya , silahkan tinggalkan komentar..